Sejumlah pandangan muncul bahwa generasi milenial terancam tidak bisa memiliki rumah. Pasalnya, generasi yang berusia antara 23-37 tahun ini memiliki gaya hidup yang tinggi, sehingga keinginan untuk membeli rumah dikesampingkan.
Generasi milenial tidak hanya akan menjadi kelompok terbesar dalam bonus demografi Indonesia ke depan. Namun, dalam 10 tahun ke depan, generasi milenial adalah kelompok terbesar pembeli properti Indonesia.
Namun demikian, berdasarkan survei menunjukkan bahwa banyak generasi milenial masih belum menjadikan properti sebagai prioritas belanja. Ini terlihat pula dalam prioritas belanja dalam 6 bulan ke depan. "Generasi milenial yang memiliki pendapatan Rp 3 juta sampai Rp 5 juta prioritas 6 bulan ke depan adalah traveling, gadget, dan komputer, baru properti.
Generasi milenial dengan pendapatan antara Rp 5 juta sampai Rp 8 juta memprioritaskan membeli gadget dan komputer, liburan, mobil, dan properti. Sementara itu, mereka yang berpendapatan antara Rp 8 juta sampai Rp 15 juta memprioritaskan membeli gadget dan komputer serta properti.
"Kepemilikan rumah memang berkorelasi dengan penghasilan. Penghasilan sangat linier dengan kepemilikan properti. Terkait hal ini, generasi milenial diharapkan, jangan menunda membeli properti. Pasalnya, apabila ditunda, maka generasi milenial harus siap-siap kehilangan 4 sampai 8 persen ukuran properti yang bisa dibeli setiap tahunnya. "Kalaupun bisa beli, ukurannya akan lebih kecil," Tidak ada istilah tidak sanggup membeli properti selama masih memiliki gaji. Apalagi, ada asumsi gaji naik sekitar 10 persen tiap tahun dan setiap 3 tahun sekali ada promosi jabatan yang mendorong gaji naik pula.
Jangan Tunda beli properti. Karena semakin lama, harga properti semakin mahal.
Source : Kompas.com
Verosa Legita Marketing Property.